Senin, 25 Maret 2013

BELAJAR MOTORIK



Tahapan Pembelajaran Gerak

Rancangan tugas pembelajaran gerak harus disesuaikan dengan siswa yang dilibatkan. Pemahaman terhadap siswa diarahkan pada persoalan seberapa jauh siswa sudah mengenal keterampilan yang diajarkan. Berdasarkan pengalaman siswa tadi, maka tingkat kemampuan siswa dapat dikelompokkan berdasarkan tahapan pembelajaran. Tahapan pembelajaran ini akan membantu dalam menentukan apa dan bagaimana tugas dapat diberikan. Untuk kepentingan perancangan tugas, guru Penjas perlu mengenal tahapan pembelajaran dalam hal gerak. Berdasarkan pengenalan siswa terhadap pengalaman gerak, pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga tahapan, yaitu tahap pemahaman konsep gerak, tahap gerak/asosiatf, dan tahap otomatisasi.
a. Tahapan Pemahaman Konsep Gerak (Kognitif)
Dalam tahap ini, tugas yang harus dipelajari oleh siswa benar-benar merupakan tugas baru. Sebagai pemula, siswa biasanya akan banyak dipersulit oleh keputusan yang harus dibuat. Misalnya, tentang bagaimana berdiri dalam sikap yang baik, di mana lengan harus disiapkan, kapan gerak harus dimulai, serta ke mana pandangan harus diarahkan. Dalam tahap ini masalah yang dihadapi oleh anak adalah penguasaan informasi tentang cara melaksanakan tugas gerak. Pertanyaan, kapan melakukannya, dan apa yang harus dilihat, dsb., merupakan pertanyaan-pertanyaan yang biasa muncul pada anak yang belajar keterampilan gerak yang baru dikenal. Untuk membantu anak dalam mempelajari hal baru, penyampaian informasi tentang tugas yang dipelajari harus jelas. Instruksi, demonstrasi, film, dan informasi lisan lainnya akan sangat berguna. Salah satu tujuan pengajaran adalah memungkinkan siswa mengalihkan informasi masa lalu ke tugas yang dihadapi. Contohnya, banyak keterampilan mempunyai ciri gerak yang sama. Kemukakan ciri dari keterampilan yang kira-kira sudah dipelajari siswa, sehingga siswa mempunyai gambaran yang jelas. Pertambahan kemampuan dalam tahap ini biasanya sangat cepat. Ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran sudah ditemukan oleh anak. Jangan terlalu dirisaukan jika penampilan pada tahap ini masih kelihatan kaku, kasar, belum pasti dan belum disertai saat gerak yang tepat (timing). Ini semua merupakan tanda awal untuk peningkatan kemampuan di waktu berikutnya. Keterlibatan pikiran dalam proses belajar tahap ini masih cukup besar, sehingga menuntut banyak perhatian. Karena itu, cegahlah pemberian informasi yang terlalu banyak dan bersamaan. Misalnya pemberian penjelasan taktik permainan bersamaan dengan menguraikan teknik gerak akan mengacaukan perhatian siswa.
1.      Pada tahap iniisyarat dipahami dan diformulasikan dlm rencana yg berupa konsep-konsep verbal untuk dilakukan tahap berikutnya
2.      Dituntut kecakapan persepsi untuk memformulasikan stimulus-stimulus yang diterima menjadi respon-respon yang akan dilakukan
3.      Siswa mulai berpikir dan merencanakan tentang gerakan yg dipelajari (motor plan)
4.      Pada tahap ini terjadi banyak kesalahan, dan peran intelektual penting untuk membentuk motor plan yang benar
b. Tahap Asosiatif
Tahapan berikut dalam pembelajaran gerak adalah tahapan gerak atau tahapan asosiatif. Dalam tahap ini, masalah-masalah pemahaman sudah terpecahkan, sehingga fokusnya berpindah pada pengorganisasian pola gerak yang lebih efektif untuk meningkatkan aksi. Pemahaman menguasai bentuk dan urutan gerak diwujudkan dalam gerak tubuh. Dalam tahapan ini, tingkatan keterampilan naik dari tahap pemahaman tadi. Siswa mulai menunjukkan sikap dan kontrol yang terjaga, disertai keyakinan yang meningkat. Ia mulai dapat memberikan perhatian pada detail gerakan. Dalam keterampilan yang memerlukan kecepatan gerak seperti bulutangkis, anak mulai mambangun program gerak untuk menyelesaikan gerakan. Sedangkan dalam gerakan yang lebih lambat, seperti keseimbangan dalam senam, siswa membangun cara untuk memanfaatkan respons yang menghasilkan umpan balik. Keajegan penampilan gerak secara terhadap meningkat. Gerak yang dipelajari mulai ajeg. Efesiensi gerak mulai meningkat, pengeluaran energi makin berkurang sebagai akibat otot yang berfungsi semakin relevan dengan tugas gerak, dan pelibatan pikiran ketika bergerak semakin berkurang pula. Pelaku menemukan ciri lingkungan yang dapat dijadikan tanda-tanda untuk mengatur ketepatan waktu bergerak. Antisipasi berkembang dengan cepat, membuat gerak lebih halus dan tidak terburu-buru. Di samping itu, pelaku mulai dapat merasakan dan memahami kesalahannya sendiri. Tahap ini biasanya berlangsung lebih lama daripada tahap pemahaman konsep gerak. Artinya siswa mungkin bisa tetap berada pada tahap gerak ini tanpa pernah meningkat ke tingkat berikutnya dalam beberapa lama. Barangkali beberapa minggu, beberapa bulan, atau bahkan lebih lama lagi.
  1. Pada tahap ini mengutamakan latihan
  2. Latihan untuk perbaikan gerakan sesuai dengan ketentuan
  3. Latihan berulang-ulang untuk memperkuat stimulus dan respons
  4. Pada tahap ini sudah mulai mampu melakukan gerakan dan menyesuaikan diri dengan gerak yang dilakukan
  5. Gerakan yang dilakukan sudah mulai konsisten tetapi masih belum otomatis
c. Tahap Otomatisasi
Setelah banyak melakukan latihan, secara bertahap siswa memasuki tahap otomatisasi, yang melibatkan perkembangan gerak otomatis. Artinya pelaksanaan gerak tidak lagi dipikirkan dan dapat terjadi begitu ada rangsang. Beberapa ahli menilai gejala ini dapat terjadi karena adanya program gerak yang sudah terbentuk. Program gerak adalah suatu rangkaian mekanisme yang mengontrol terbentuknya gerak. Program gerak inilah yang mengontrol aksi seseorang ketika bergerak dalam waktu yang relatif lama. Apakah setiap siswa sudah pasti dapat memasuki tahap terakhir ini ? Teori mengatakan tidak selalu. Hal ini bergantung kepada tingkat dan kualitas latihan, serta bagaimana si pelaku melakukannya. Terjadinya tahap ini disebabkan oleh meningkatnya otomatisasi indera dalam menganalisis pola-pola lingkungan. Menurunnya tuntutan perhatian pada cara pelaksanaan gerak, membebaskan siswa untuk menampilkan kegiatan kognitif tingkat tinggi. Keputusan-keputusan tentang strategi permainan, bentuk dan gaya kian ditingkatkan. Keyakinan diri dan kemampuan untuk menilai kesalahan diri lebih terkembangkan.
Perkembangan penampilan memang berjalan lamban, sebab kemampuan siswa sudah sangat tinggi. Akan tetapi proses pembelajaran masih sangat jauh dari selesai. Masih banyak terjadi penambahan-penambahan dalam hal otomatisasi. Usaha fisik dan mental dalam menghasilkan keterampilan akan berkurang. 13
Perkembangan gaya, bentuk, dan irama gerak, serta faktor lainnya akan terus
1.      Pada tahap ini gerakan yang dilakukan tidak lagi memerlukan konsesntrasi penuh, gerakan yang dilakukan hampir tidak terpengaruh oleh kegiatan lain yang simultan
2.      Gerakan dilakukan secara otomatis
3.      Untuk mencapai ini dilakukan latihan secara terus menerus dalam waktu yang lama.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

comment