Tahapan
Pembelajaran Gerak
Rancangan
tugas pembelajaran gerak harus disesuaikan dengan siswa yang dilibatkan.
Pemahaman terhadap siswa diarahkan pada persoalan seberapa jauh siswa sudah
mengenal keterampilan yang diajarkan. Berdasarkan pengalaman siswa tadi, maka
tingkat kemampuan siswa dapat dikelompokkan berdasarkan tahapan pembelajaran.
Tahapan pembelajaran ini akan membantu dalam menentukan apa dan bagaimana tugas
dapat diberikan. Untuk kepentingan perancangan tugas, guru Penjas perlu
mengenal tahapan pembelajaran dalam hal gerak. Berdasarkan pengenalan siswa
terhadap pengalaman gerak, pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga
tahapan, yaitu tahap pemahaman konsep gerak, tahap gerak/asosiatf, dan tahap
otomatisasi.
a. Tahapan
Pemahaman Konsep Gerak (Kognitif)
Dalam
tahap ini, tugas yang harus dipelajari oleh siswa benar-benar merupakan tugas
baru. Sebagai pemula, siswa biasanya akan banyak dipersulit oleh keputusan yang
harus dibuat. Misalnya, tentang bagaimana berdiri dalam sikap yang baik, di
mana lengan harus disiapkan, kapan gerak harus dimulai, serta ke mana pandangan
harus diarahkan. Dalam tahap ini masalah yang dihadapi oleh anak adalah
penguasaan informasi tentang cara melaksanakan tugas gerak. Pertanyaan, kapan
melakukannya, dan apa yang harus dilihat, dsb., merupakan pertanyaan-pertanyaan
yang biasa muncul pada anak yang belajar keterampilan gerak yang baru dikenal.
Untuk membantu anak dalam mempelajari hal baru, penyampaian informasi tentang
tugas yang dipelajari harus jelas. Instruksi, demonstrasi, film, dan informasi
lisan lainnya akan sangat berguna. Salah satu tujuan pengajaran adalah
memungkinkan siswa mengalihkan informasi masa lalu ke tugas yang dihadapi.
Contohnya, banyak keterampilan mempunyai ciri gerak yang sama. Kemukakan ciri
dari keterampilan yang kira-kira sudah dipelajari siswa, sehingga siswa
mempunyai gambaran yang jelas. Pertambahan kemampuan dalam tahap ini biasanya
sangat cepat. Ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran sudah ditemukan oleh
anak. Jangan terlalu dirisaukan jika penampilan pada tahap ini masih kelihatan
kaku, kasar, belum pasti dan belum disertai saat gerak yang tepat (timing). Ini
semua merupakan tanda awal untuk peningkatan kemampuan di waktu berikutnya.
Keterlibatan pikiran dalam proses belajar tahap ini masih cukup besar, sehingga
menuntut banyak perhatian. Karena itu, cegahlah pemberian informasi yang
terlalu banyak dan bersamaan. Misalnya pemberian penjelasan taktik permainan
bersamaan dengan menguraikan teknik gerak akan mengacaukan perhatian siswa.
1.
Pada tahap iniisyarat dipahami dan diformulasikan
dlm rencana yg berupa konsep-konsep verbal untuk dilakukan tahap berikutnya
2.
Dituntut kecakapan persepsi untuk
memformulasikan stimulus-stimulus yang diterima menjadi respon-respon yang akan
dilakukan
3.
Siswa mulai berpikir dan merencanakan tentang
gerakan yg dipelajari (motor plan)
4.
Pada tahap ini terjadi banyak kesalahan, dan
peran intelektual penting untuk membentuk motor plan yang
benar
b. Tahap
Asosiatif
Tahapan
berikut dalam pembelajaran gerak adalah tahapan gerak atau tahapan asosiatif.
Dalam tahap ini, masalah-masalah pemahaman sudah terpecahkan, sehingga fokusnya
berpindah pada pengorganisasian pola gerak yang lebih efektif untuk
meningkatkan aksi. Pemahaman menguasai bentuk dan urutan gerak diwujudkan dalam
gerak tubuh. Dalam tahapan ini, tingkatan keterampilan naik dari tahap
pemahaman tadi. Siswa mulai menunjukkan sikap dan kontrol yang terjaga,
disertai keyakinan yang meningkat. Ia mulai dapat memberikan perhatian pada
detail gerakan. Dalam keterampilan yang memerlukan kecepatan gerak seperti
bulutangkis, anak mulai mambangun program gerak untuk menyelesaikan gerakan.
Sedangkan dalam gerakan yang lebih lambat, seperti keseimbangan dalam senam,
siswa membangun cara untuk memanfaatkan respons yang menghasilkan umpan balik.
Keajegan penampilan gerak secara terhadap meningkat. Gerak yang dipelajari
mulai ajeg. Efesiensi gerak mulai meningkat, pengeluaran energi makin berkurang
sebagai akibat otot yang berfungsi semakin relevan dengan tugas gerak, dan
pelibatan pikiran ketika bergerak semakin berkurang pula. Pelaku menemukan ciri
lingkungan yang dapat dijadikan tanda-tanda untuk mengatur ketepatan waktu
bergerak. Antisipasi berkembang dengan cepat, membuat gerak lebih halus dan
tidak terburu-buru. Di samping itu, pelaku mulai dapat merasakan dan memahami
kesalahannya sendiri. Tahap ini biasanya berlangsung lebih lama daripada tahap
pemahaman konsep gerak. Artinya siswa mungkin bisa tetap berada pada tahap
gerak ini tanpa pernah meningkat ke tingkat berikutnya dalam beberapa lama.
Barangkali beberapa minggu, beberapa bulan, atau bahkan lebih lama lagi.
- Pada tahap ini mengutamakan latihan
- Latihan untuk perbaikan gerakan sesuai dengan ketentuan
- Latihan berulang-ulang untuk memperkuat stimulus dan respons
- Pada tahap ini sudah mulai mampu melakukan gerakan dan
menyesuaikan diri dengan gerak yang dilakukan
- Gerakan yang dilakukan sudah mulai konsisten tetapi masih
belum otomatis
c. Tahap
Otomatisasi
Setelah
banyak melakukan latihan, secara bertahap siswa memasuki tahap otomatisasi,
yang melibatkan perkembangan gerak otomatis. Artinya pelaksanaan gerak tidak
lagi dipikirkan dan dapat terjadi begitu ada rangsang. Beberapa ahli menilai
gejala ini dapat terjadi karena adanya program gerak yang sudah terbentuk.
Program gerak adalah suatu rangkaian mekanisme yang mengontrol terbentuknya
gerak. Program gerak inilah yang mengontrol aksi seseorang ketika bergerak
dalam waktu yang relatif lama. Apakah setiap siswa sudah pasti dapat memasuki
tahap terakhir ini ? Teori mengatakan tidak selalu. Hal ini bergantung kepada tingkat
dan kualitas latihan, serta bagaimana si pelaku melakukannya. Terjadinya tahap
ini disebabkan oleh meningkatnya otomatisasi indera dalam menganalisis
pola-pola lingkungan. Menurunnya tuntutan perhatian pada cara pelaksanaan
gerak, membebaskan siswa untuk menampilkan kegiatan kognitif tingkat tinggi.
Keputusan-keputusan tentang strategi permainan, bentuk dan gaya kian
ditingkatkan. Keyakinan diri dan kemampuan untuk menilai kesalahan diri lebih
terkembangkan.
Perkembangan
penampilan memang berjalan lamban, sebab kemampuan siswa sudah sangat tinggi.
Akan tetapi proses pembelajaran masih sangat jauh dari selesai. Masih banyak
terjadi penambahan-penambahan dalam hal otomatisasi. Usaha fisik dan mental
dalam menghasilkan keterampilan akan berkurang. 13
Perkembangan gaya, bentuk, dan irama gerak, serta faktor lainnya
akan terus
1.
Pada tahap ini gerakan yang dilakukan tidak
lagi memerlukan konsesntrasi penuh, gerakan yang dilakukan hampir tidak
terpengaruh oleh kegiatan lain yang simultan
2.
Gerakan dilakukan secara otomatis
3.
Untuk mencapai ini dilakukan latihan secara
terus menerus dalam waktu yang lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
comment